INFO IN IKLIMAH'S BLOG

Selasa, 14 Agustus 2012

Dia Hanya Orang biasa

Dia hanya orang biasa yang senang berbuat khilaf 
Ia mengikat hatiku dan melepaskan ikatannya setelah semua terikat kencang.
Ia meminta hatiku setelah ku berikan dia membiarkan hatiku berserakan

Dia 
Dia
Dia
Dia orang biasa
BUkan Malaikat
Bukan pula Tuhan

Dia hanya pencuri hati yang hanya bisa datang dan pergi diantara hati yang mudah di khianati
Dia hanya orang biasa yang mudah menebar janji yang kemudian mengingkari

Sempurnakan ramadhanku

Hari ini aku pulang dari sebuah pondokan pesantren bu, aku mengucurkan semua air mataku.
Tangan dan kakiku bergetar menyalami setiap sesepuh pesantren yang mengucapkan selamat remadhan dan menyambut lebaran.
Airmata tak sanggup aku tahan bu, melihat kawan-kawanku di jemput oleh senyuma ibunya di gerbang pondok.

Ada getar rindu yang tiba-tiba mengusik hati dan pikiranku.
Aku merindukanmu ibu, rindu saat berjala berdua denganmu dan kau genggam tanganku dan mengusap kepalaku.
Aku rindu ibu yang setiap subuh dan sore menyediakan menu sahur dan berbuka saum untuk ku dan bapak.

Bolehkah aku bercerita bu, dikala senja aku selalu menatap langit sendirian di ujung mesjid pak ustadz berharap diantara lembayung sore itu ada wajahmu tersimpul ceria untukku.
Bolehkah aku jujur bu, kadang betapa malu jika ingat aku sering merengek minta ini itu dikala lebaran segera mendekat padaku, aku sering mengeluh bu "mana baju baruku, mana sendal baruku, kerudung ini aku tidak suka, aku mau baju begini aku mau sendal seperti kawanku, aku ingin mukena baru, mau makanan ini minuman yang itu"

Kini desah nafasku semakin menghimpit dadaku. sakit tak ada obatnya, ada ribuan ibu di muka bumi ini. tapi mereka tak menggantikan kepergianmu dari pelupuk mataku.

Ada kasih sayang yang melimpah dari para ibu di sekitarku, namun ada hal yang maya yang masih membekas lara karena kehilangan pelukanmu.
Ramadhanku berjembatankan rindu yang bersimpul doa padamu ibu.
Ramadhanku mengukir harap engkau bahagia meski sebagai anak aku penuh cacat dan khilaf